Saksi Ahli agama Islam yang sebagai Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia), Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, telah mengakhiri kesaksiannya pada sidang lanjutan kesepuluh dalam kasus dugaan penodaan agama serta menyalami semua orang di persidangan dan memberikan sebuah buku kepada Bapak Ahok.
Muhammad Amin hadir dalam sidang langsung menghampiri meja majelis hakim untuk menyalami semua hakim di persidangan dan kemudian Amin juga menghampiri meja kuasa hukum yang terdakwa Basuki Tjahaja Purnama dan menyalami seluruh kuasa hukum, termasuk Basuki serta senyum kepada Ahok yang sedang duduk tidak jauh dari tempat duduk kuasa hukum paling pinggir.
Amin menutup kesaksian di hadapan majelis hakim dan mengatakan “Saya berterima kasih dan semoga sidang ini sebagai sebuah pandangan yang bermanfaat bagi saya.”
Setelah senyum, Amin pun langsung mengeluarkan satu buku karangannya dari dalam tas dan memberikan kepada Ketua Majelis Hakim, Dwiarso Budi Santiarto serta mengundang tawa di seluruh para hadirin di dalam ruang sidang.
Selama Amin memberikan keterangan sempat terjadi perdebatan antara majeliis yakni perihal satu pertanyaan dari majelis, apakah orang yang memberi tahu tentang isi Surat Al-Maidah ayat 51 sudah menyampaikan dengan benar.
Amin menjawab belum ada orang yang menyampaikan isi Surat Al-Maidah ayat 51 itu dengan benar. Namun, majelis pun bertanya kembali secara detail, Amin mengungkapkan bahwa makna dari sebuah kalimat dapat ditangkap oleh orang yang mengucapkan isinya sangat berbeda baik itu golongan, tempat dan waktu.
Meski sempat terjadi perdebatan di dalam ruang sidang, bukan berarti tidak membuat suasana menjadi tegang. Malah sebaliknya, Majelis dan penuntun umum nampaknya terlihat antusias ingin segera menggali pandangan dari Muhammad Amin tentang Surat Al-Maidah Ayat 51 tersebut.
Oleh karena itu, ketika diberikan kesempatan oleh Majelis Hukum, maka pihak kuasa hukum pun tidak mau mengajukan pertanyaan apapun.
Didalam sidang mereka semua menyatakan sikap Amin kepada Majelis sangat keberatan sekali atas kehadiran dari saksi ahli agama MUI karena dianggap sangat tidak netral.
