Negara Australia melalui perwakilan Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Angus Campbell meminta maaf kepada Indonesia diwakilkan oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo soal penghinaan Pancasila di sebuah pangkalan militer di Perth.
Australia juga berjanji memberikan hukuman kepada semua personel militer Australia yang terlibat dalam pembuatan materi ofensif yang sudah menyinggung Indonesia. Campbell merupakan militer Australia sangat menyesal yang sedalam-dalamnya kepada Indonesia dan permintaan maafnya Australia di terima oleh Jenderal Gatot Nurmantyo.
Meski permintaan maafnya dari Australia sudah diterima oleh Jenderal Gatot belum bisa memutuskan soal nasib kelanjutan kerjasama Militer antara kedua negara.
Australia sempat menghina materi lambang Pancasila dan sempat memicu kemarahan Jenderal Gatot pada awal Januari lalu. Materi itu langsung ditemukan seorang instruktur berbahasa Indonesia di sebuah kurikulum di Campbell Barraks dari pangkalan militer Perth. Materi itu malah meleset nama Pancasila menjadi “Pancagila”.
Bukan hanya itu saja, ada juga materi soal seruan kemerdekaan bagi Papua Barat. Dimana permintaan maaf tersebut terjadi antara pihak Canberra yang ramai dan sempat dilansir dari sejumlah negara Australia pada hari Kamis (9/2/2017) yang mengutip pernyataan dari militer Indonesia.
Campbell menulis pesan di media Australia menyatakan “Jenderal Gatot telah menerima permintaan maaf dan menyadari bahwa di era persaingan global sekarang diperlukan persatuan dan persahabatan bagi negara-negara tetangga, tanpa mengesampingkan perbedaan mereka.”
Namun, Jenderal Gatot menegaskan bahwa lambang Pancasila adalah ideologi milik rakyat Indonesia yang rela mati untuk membela ideologinya terutama bagi militer adalah masalah yang sangat sensitif dan menyakitkan.
